Laman

Minggu, 22 Juli 2012

SENJA DI STASIUN SOLO


Untuk riri
Kukira kamu masih ingat senja di stasiun itu
Senja yang memastikan bahwa hari telah berlalu
hingga mentari terbit menjemput masa depan
tak bisa aku menarik perkataan yang telah terucap
tak bisa aku  mengulang kegembiraan yang kita rasa
peron-peron hanya bisa diam saling memandang
tak pernah tahu di mana  akan tetap tinggal
tak pernah tahu di mana akan  bersembunyi selamanya

Riri..
siapa yang duduk di sana
tergambar wajah di antara jendela kereta
Berkaca wajah rupawan, melampai tangan perpisahan
Memberi senyum menenggelamkan mata
menandakan pergi bahwa waktu mesti berpisah
begitu singkat,  hari memikul kenang pada tiap resah

Riri..
aku berpulang dalam penguasa malam
Sesekali berbicara entah apa yang dibicarakan
mengkerut dalam sayap panca-indra
melancarkan sebuah  janji stasiun kereta
terucap kesempatan yang tersesalkan
sesal senja dalam gerbong-gerbong malam
berkeliling kota kalimat-kalimat berakhiran



 




Rabu, 18 Juli 2012

JIKA NANTI


Jika nanti telah tiba
Saat mata tak lagi melihat
Jangan biarkan indah ini menjadi suram

Jika nanti telah tiba
Saat telinga tak lagi mendengar
Jangan biarkan merdu ini menjadi sumbang

Jika nanti telah tiba
Saat hidung tak lagi mencium
Jangan biarkan harum ini menjadi kecut

Jika nanti telah tiba
Saat kulit tak lagi mampu meraba
Jangan biarkan halus ini menjadi kasar

Jika nanti telah tiba
Saat bibir tak mampu lagi merasa
Jangan biarkan lafal menjadi diam

Jika nanti
disaat malamku betul menjadi  malam
disaat batu nisan sebagai permata
aku ingin senja tetap datang
Selalu tersenyum mengirim doa
membawa bunga untuk menuju surga

Selasa, 17 Juli 2012

ITU GURUKU


Itu guruku
Ketika esok pagi  datang
Bagaikan padi telah menguning keemasan
Untuk  memberi ilmu tumbuh hidup sejahtera
Ikhlas yang tidak mengharapkan balasan 
langkah lurus dalam waktu tanpa lelah 
 
itu guruku
ketika seribu petang telah menanti 
bagaikan permata mulia berkilau terang
untuk memberi satu mimpi hidup bahagia
tersenyum manis tanpa sebuah lencana
sabar memberi demi suatu kemenagan
 
terima kasih guru 
Segala yang engkau lakukan
telah mendidik kami dengan berbagai ilmu
jasa dan amanatmu kan slalu ku kenang

Minggu, 15 Juli 2012

SURAT, CERITA, DAN KISAH

mumpung masih ada waktu
ku tuliskan selembar surat
sebuah goresan dalam remang gelap malam
tentang wajah yang berubah menjadi kenang
tentang nada meninggalkan kemerduan
menatap senyum tawa tersisa di mata
menghijau indah selagi musim

mumpung masih ada waktu
ku tuliskan  selembar cerita
sebuah pelajaran hidup  dalam dekapan surga
tentang  laut yang  berubah  menjadi payau
tentang awan berarak meninggalkan  waktu
menampar suram mencari  tempat  kisah
tergambar elok mengenang  nama
                          
mumpung masih ada waktu
ku tuliskan selembar kisah
sebuah titipan  TUHAN dalam rimbun  belantara
tentang  tetesan  satu berubah menjadi hujan
tentang gunung yang meninggalkan keangungan
menyentuh  raksasa  tersisa sederhana
tersenyum manis walau tlah malam

mumpung masih ada jalan
untuk  selembar surat
untuk selembar cerita
untuk  selembar kisah
ku ucap seuntai  doa



Rabu, 11 Juli 2012

MENGIKAT BATAS



Senja tiba
menghias hari  dengan begitu indahnya
Ketika jarak semakin sangat singkat
ketika kabut semakin pekat
Pada mata kata aku selalu menampung kenang
Menembus batas antara ingatan dan harapan
Menggiring tubuh ke kota masa silam

Waktu berjalan
Hilir mudik Bersama melajunya rangkaian kata
Di tempatku yang  tak pernah  tersentuh, diam menatap wajah
Mengikat batas matahari dan senja
Tiada penawar seindah senyuman
Tiada hari tanpa keikhlasan

Meski waktu membuktikan sebaliknya
Matahari mengerti, sedetikpun tak kan berhenti
Mengubah apa  yang telah terjadi
Tetap mengukir angan menjadi  pagi
Untuk tak terlupa dan tak tergantikan