Laman

Sabtu, 22 Desember 2012

baca ajalah,,


INI SEMUA TENTANGMU
 
Matahari mulai bersenandung di singgasana bertahtakan warna keemasan berkilauan. angin berhembus dengan pelannya, menyeruak sejukkan pori-pori yang telah basah bermandikan keringat. Sesekali melintas burung merpati berterbangan membelah gumpalan-gumpalan awan putih di atas terminal Tirtonadi. di ujung terlihat pedagang asongan sibuk menjajakan dagangannya, berlomba keberuntungan dengan nyanyian pengamen jalanan. satu-persatu bus pun mulai tinggalkan terminal.
Pukul 05.00. roda bus yang kutumpangi sudah mulai berputar pelan keluar dari terminal. lalu lintas hari ini memang cukup ramai, untuk keluar terminal saja harus sabar menunggu giliran dari antrean-antrean kendaraan yang berjajar. Ku lepaskan pandangan keluar terlihat lalu lalang kendaraan yang saling berebut seperti tak ada yang mau mengalah. suara-suara klakson pun terdengar sudah bagai teriakan-teriakan orang marah. bagaimana kota ini sepuluh tahun yang akan datang?tak bisa ku bayangkan lagi. Saat ini saja sudah dipenuhi dengan gedung-gedung bertingkat, pertokoan-pertokoan modern. Di tambah lagi jalan yang sempit dengan jumlah kendaraan yang selalu bertambah, “huft…semakin panas kota ini”keluhku.
“dik hari ini aku berangkat, ini baru saja bus keluar dari terminal” kutulis sebuah sms untuk senja.
Begitulah keinginanku tak sabar sampai kota senja, ingin segera berjumpa melampiaskan kerinduan yang tlah lama tertunda.
tak kuterima balas pesanku. apa ia sibuk dengan pekerjaaannya?. pekerjaannya memang kadang begitu rame, sampai tak bisa istrahat walau hanya beberapa menit. aku ngerti semua itu, aku harus mengertiin keadaannya. Aku salut dengan senja. Dia perempuan hebat yang pernah aku kenal, ibaratnya dia segalanya bagiku. Sejak pertama aku bertemu dengannya pun aku sudah sangat menyayanginya. Sampai-sampai hati ini berjanji aku akan tetap menyanyanginya sampai aku benar-benar tak bisa liat indahnya dunia ini. memang cintaku sangat besar kepadanya.
Terdengar jelas suara adzan maghrib menandakan bahwa waktu sudah mulai gelap. Bus melaju dengan kencangnya, jalan-jalan sudah terlihat berias dengan lampu-lampu jalan bagai ingin mengatakan lihatlah aku. Aku begitu indah, aku begitu menajubkan.
Tuling…tuling..tuling.. terdengar suara inbox hp berbunyi,,”rules ya?maaf baru bisa balas, cos lagi rame. Iya kak ati-ati di jalan ya. Awas banyak copet lho” balas sms senja dengan ledeknya..
Iya aku akan slalu ati-ati. tenang aja klu Cuma copet ma dah jadi temen hhhhhhh” balasku
“Dah dulu ya kak sambung nanti, gak enak sambil kerja smsan”
“ya dik,,semangat ya” balasku
Waktu sudah berubah semakin gelap. bus terus saja melaju semakin cepatnya. lalu lintas memang dah mulai sepi, yang terlihat hanyalah truk, dan bus saling kejar mengejar.
“Dik dah pulang belum” ku coba sms senja karena dia pasti dah hampir pulang.
“belum kak, ni baru beres-beres, dah nyampai mana?” balasnya
“gak tau,,ni nyampai mana? Dah gak sabar ni dik aku pengen ketemu” balasku
“emmmmm, mualai deh. mang kalau dah ketemu mau diapain? Balas senja
“pengen peluk kamu hhhhh kan dah kangen” candaku
Sebelum senja balas sms, ku coba lagi kirim sebuah sms
Dik bisa angkat telepon gak?” tanyaku
“mau apa?, hpku agak eror. Coba ajalah, sapa tau bisa nyambung” balasnya
“ bentar ya dik tak pakai headset dulu, biar enak ngomongnya”…..

BERSAMBUNG AJALAH,,,, DAH MALES NULIS YANG MAU LANJUTIN JUGA BOLEH

Sabtu, 08 Desember 2012

Sketsa Wajah di Balik Kerudung Hijau




Riri…..
Malam ini aku melukis dirimu
Begitu rupa dengan kerudung hijau melingkar di wajah
Diiringi kemerduan hujan membentuk sketsa di atas meja
Seolah-olah aku ingin  terikat  tinggal di sana
Di tempat sekarang aku merindukan dirimu
Di mana sesuatu yang kita harap
Barangkali bisa abadi

Riri..
Lukisan ini menghadirkan kerinduan
Di kertas putih dalam pelukan redup cahaya
Tergambar nyata mulai terurai sketsa berbentuk wajah
Begitu indah seolah bukan tangan ini yang bergerak
Melainkan hati  yang bergerak  melukis seutuhnya diri
Di mana senyum terindu suatu harapan
Harapan menyelesaikan lukisan dihatimu