Laman

Senin, 16 April 2012

menulis


Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi secara langsung dan komunikasi secara tidak langsung. Kegiatan berbicara dan mendengarkan (menyimak), merupakan komunikasi secara langsung, sedangkan kegiatan menulis dan membaca merupakan komunikasi tidak  langsung.
Keterampilan menulis sebagai salah satu cara dari empat keterampilan berbahasa, mempunyai peranan yang penting didalam kehidupan manusia. Dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan dan mengekspresikan pikiran perasaan dan sikapnya. Kemampuan mengekspresikan tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk tulisan. seperti artikel, sketsa, puisi, maupun bentuk karangan. Melalui kegiatan menulis, penulis akan memberikan masukan berbagai informasi maupun pengetahuan kepada pembaca dari hasil tulisannya.
8
 
Affandi (dalam Sumiyo, 2000:2), yaitu menulis adalah mengorganisasikan ide menjadi rangkaian yang logis. Lado (dalam Tarigan, 1998: 21) mengemukakan bahwa "Menulis adalah melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut. Sementara dalam kamus mengartikan menulis adalah tindakan melakukan pikiran atau perasaan (Poerwodarminta, 1998:634).
Menulis adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang dalam rangka mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada orang lain agar mudah dipahami. Bahwa menulis yang baik adalah menulis yang bisa dipahami oleh orang lain (Nurudin 2007: 4 ). Menulis menurut Harefa (2003: 3) sebagai “Kemampuan memahami diri sendiri dan mengeluarkan secara tertulis, atau mengorganisasikan ide menjadi rangkaian yang logis dalam tulisan” .
Sedangkan menurut Mc. Crimmon (1972:142)”Writing is a communicative act which purpose is the expression of ideas or the conveying of a message to the reader”. Menulis adalah sebuah aktivitas berkomunikasi yang bertujuan mengekspresikan gagasan atau menyampaikan pesan kepada pembaca.
Di dalam menulis orang harus menguasai lambang atau simbol visual dan aturan tata tulis. Kelancaran komunikasi menulis tergantung pada lambang yang divisualkan. Karangan (tulisan) adalah suatu bentuk sistem komunikasi lambang visual. Agar komunikasi melalui lambang tulis dapat seperti yang diharapkan, penulis hendaknya menuangkan gagasannya ke dalam bahasa yang tepat, teratur, dan lengkap (Burhan Nurgiantoro, 2005:296)
Menurut The Liang Gie (1992:17) menulis merupakan padanan kata dari mengarang. Mengarang adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Jadi, menulis dapat diartikan juga sebagai salah satu cara berkomunikasi antar manusia dengan bahasa tulis. Tulisan tersebut dirangkai ke dalam susunan kata dan kalimat yang runtut dan sistematis, sehingga informasi yang disampaikan dapat dipahami oleh orang yang membacanya. Seorang penulis yang ingin menyampaikan gagasan atau ide harus dapat mengorganisasikan kata-kata yang dipakainya ke dalam kalimat. Hal tersebut tidaklah mudah, karena tidak semua pembaca dapat memahami makna bahasa tulis seseorang. Maka komunikasi dengan bahasa tulis memerlukan keterampilan untuk mengungkapkan gagasan-gagasan dengan bahasa tulis yang tepat, teratur, dan jelas.
Senada dengan pendapat di atas Henry Guntur Tarigan (1993:3) juga berpendapat bahwa menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Pengertian tersebut menegaskan bahwa menulis merupakan kegiatan komunikasi tidak langsung. Tulisan digunakan sebagai media perantara kegiatan komunikasi. Meski pengguna bahasa tidak saling bertatap muka namun, kegiatan komunikasi tetap dapat berlangsung.
Khaerudin Kurniawan (2007:1-2) menulis adalah sebuah kemampuan berbahasa yang terpadu, yang ditujukan untuk menghasilkan sesuatu yang disebut tulisan. Sekurang-kurangnya, ada tiga komponen yang tergabung dalam kemampuan menulis, yaitu: (1) penguasaan bahasa tulis, meliputi kosa kata, struktur, kalimat, paragraf, ejaan, pragmatik, dan sebagainya; (2) penguasan isi karangan sesuai dengan topik yang akan ditulis, dan (3) penguasan tentang jenis-jenis tulisan, yaitu bagaimana merangkai isi tulisan dengan menggunakan bahasa tulis sehingga membentuk sebuah komposisi yang diinginkan, seperti esai, artikel, cerita pendek, makalah, dan sebagainya.
Pada dasarnya, menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis seorang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Kemampuan menulis digunakan untuk mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan, menginformasikan, dan mempengaruhi pembaca. Maksud dan tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh para pembelajar yang dapat menyusun dan merangkai jalan pikiran dan mengemukakan secara tertulis dengan jelas, lancar, dan komunikatif. Kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian dan pilihan kata, dan struktur kalimat.
Erizal Gani (2003:4) tujuan pembelajaran menulis hendaknya diarahkan kepada keterampilan menulis dalam bahasa Indonesia untuk mencapai tujuan di atas, guru dalam perencanaan pembelajaran harus memperhatikan hal-hal yang dapat memudahkan mencapai tujuan. Tampaknya porsi latihan menulis dengan segala dinamikanya merupakan kunci utama keberhasilan pembelajaran. Pembelajar harus dibiasakan dengan menulis dalam bahasa Indonesia. Hasil tulisan tersebut didiskusikan dengan pembelajar, sehingga pembelajar mengetahui kelemahan dan keunggulannya. Berdasarkan hal tersebut diputuskanlah suatu tindak lanjut yang mengarah kepada keterampilan menulis bagi pembelajar. Sekalipun tujuan pembelajaran adalah terampil bukan berarti aspek lain (pengetahuan dan sikap) diabaikan. Artinya di akhir pembelajaran hendaknya diperoleh out put yang terampil menulis dan mengerti dengan kaidah-kaidah menulis dalam bahasa target.
Menulis tidak cukup dengan hanya mengetahui teori-teori saja. Tanpa pernah mencoba menggerakkan pena atau menggerakkan jari-jemari pada mesin tik (berlatih) untuk menyatakan pikiran, mustahil kemampuan menulis dapat diraih (Ano Karsanah, 1986:11). Dengan demikian kemampuan menulis adalah sebuah cara pembelajaran dengan penggabungan kemampuan berkomunikasi, lebih lanjut lagi dinyatakan bahwa menulis dipandang sebagai sebuah aktivitas yang bisa dianalisa dan digambarkan sehingga kegiatan menulis dapat diajarkan kepada siswa (Hairston, 1983:8)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar