Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal
dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi secara langsung dan komunikasi
secara tidak langsung. Kegiatan berbicara dan mendengarkan (menyimak),
merupakan komunikasi secara langsung, sedangkan kegiatan menulis dan membaca merupakan komunikasi tidak langsung.
Keterampilan menulis sebagai salah satu
cara dari empat keterampilan berbahasa, mempunyai peranan yang penting didalam
kehidupan manusia. Dengan menulis seseorang dapat
mengungkapkan dan mengekspresikan pikiran perasaan dan sikapnya. Kemampuan
mengekspresikan tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk tulisan. seperti
artikel, sketsa, puisi, maupun bentuk karangan. Melalui kegiatan menulis,
penulis akan memberikan masukan berbagai informasi maupun pengetahuan kepada
pembaca dari hasil tulisannya.
|
Menulis
adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang dalam rangka mengungkapkan gagasan
dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada orang lain agar mudah dipahami.
Bahwa menulis yang baik adalah menulis yang bisa dipahami oleh orang lain
(Nurudin 2007: 4 ). Menulis menurut Harefa (2003: 3) sebagai “Kemampuan
memahami diri sendiri dan mengeluarkan secara tertulis, atau mengorganisasikan
ide menjadi rangkaian yang logis dalam tulisan” .
Sedangkan menurut Mc. Crimmon (1972:142)”Writing is a communicative act which
purpose is the expression of ideas or the conveying of a message to the
reader”. Menulis adalah sebuah aktivitas berkomunikasi yang bertujuan
mengekspresikan gagasan atau menyampaikan pesan kepada pembaca.
Di dalam menulis orang harus menguasai
lambang atau simbol visual dan aturan tata tulis. Kelancaran komunikasi menulis
tergantung pada lambang yang divisualkan. Karangan (tulisan) adalah suatu
bentuk sistem komunikasi lambang visual. Agar komunikasi melalui lambang tulis
dapat seperti yang diharapkan, penulis hendaknya menuangkan gagasannya ke dalam
bahasa yang tepat, teratur, dan lengkap (Burhan Nurgiantoro, 2005:296)
Menurut The Liang Gie (1992:17) menulis
merupakan padanan kata dari mengarang. Mengarang adalah keseluruhan rangkaian
kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa
tulis kepada pembaca untuk dipahami. Jadi, menulis dapat diartikan juga sebagai
salah satu cara berkomunikasi antar manusia dengan bahasa tulis. Tulisan
tersebut dirangkai ke dalam susunan kata dan kalimat yang runtut dan
sistematis, sehingga informasi yang disampaikan dapat dipahami oleh orang yang
membacanya. Seorang penulis yang ingin menyampaikan gagasan atau ide
harus dapat mengorganisasikan kata-kata yang dipakainya ke dalam kalimat. Hal
tersebut tidaklah mudah, karena tidak semua pembaca dapat memahami makna bahasa
tulis seseorang. Maka komunikasi dengan bahasa tulis memerlukan keterampilan
untuk mengungkapkan gagasan-gagasan dengan bahasa tulis yang tepat, teratur,
dan jelas.
Senada
dengan pendapat di atas Henry Guntur Tarigan (1993:3) juga berpendapat bahwa
menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.
Pengertian tersebut menegaskan bahwa menulis merupakan kegiatan komunikasi
tidak langsung. Tulisan digunakan sebagai media perantara kegiatan komunikasi. Meski
pengguna bahasa tidak saling bertatap muka namun, kegiatan komunikasi tetap
dapat berlangsung.
Khaerudin
Kurniawan (2007:1-2) menulis adalah sebuah kemampuan berbahasa yang terpadu,
yang ditujukan untuk menghasilkan sesuatu yang disebut tulisan. Sekurang-kurangnya,
ada tiga komponen yang tergabung dalam kemampuan menulis, yaitu: (1) penguasaan
bahasa tulis, meliputi kosa kata, struktur, kalimat, paragraf, ejaan,
pragmatik, dan sebagainya; (2) penguasan isi karangan sesuai dengan topik yang
akan ditulis, dan (3) penguasan tentang jenis-jenis tulisan, yaitu bagaimana
merangkai isi tulisan dengan menggunakan bahasa tulis sehingga membentuk sebuah
komposisi yang diinginkan, seperti esai, artikel, cerita pendek, makalah, dan
sebagainya.
Pada
dasarnya, menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam
kegiatan menulis seorang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi,
struktur bahasa, dan kosa kata. Kemampuan menulis digunakan untuk mencatat,
merekam, meyakinkan, melaporkan, menginformasikan, dan mempengaruhi pembaca.
Maksud dan tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh para
pembelajar yang dapat menyusun dan merangkai jalan pikiran dan mengemukakan
secara tertulis dengan jelas, lancar, dan komunikatif. Kejelasan ini bergantung
pada pikiran, organisasi, pemakaian dan pilihan kata, dan struktur kalimat.
Erizal Gani
(2003:4) tujuan pembelajaran menulis hendaknya diarahkan kepada keterampilan
menulis dalam bahasa Indonesia untuk mencapai tujuan di atas, guru dalam
perencanaan pembelajaran harus memperhatikan hal-hal yang dapat memudahkan
mencapai tujuan. Tampaknya porsi latihan menulis dengan segala dinamikanya
merupakan kunci utama keberhasilan pembelajaran. Pembelajar harus dibiasakan
dengan menulis dalam bahasa Indonesia. Hasil tulisan tersebut didiskusikan
dengan pembelajar, sehingga pembelajar mengetahui kelemahan dan keunggulannya.
Berdasarkan hal tersebut diputuskanlah suatu tindak lanjut yang mengarah kepada
keterampilan menulis bagi pembelajar. Sekalipun tujuan pembelajaran adalah
terampil bukan berarti aspek lain (pengetahuan dan sikap) diabaikan. Artinya di
akhir pembelajaran hendaknya diperoleh out
put yang terampil menulis dan mengerti dengan kaidah-kaidah menulis dalam
bahasa target.
Menulis
tidak cukup dengan hanya mengetahui teori-teori saja. Tanpa pernah mencoba
menggerakkan pena atau menggerakkan jari-jemari pada mesin tik (berlatih) untuk
menyatakan pikiran, mustahil kemampuan menulis dapat diraih (Ano Karsanah,
1986:11). Dengan demikian kemampuan menulis adalah sebuah cara pembelajaran
dengan penggabungan kemampuan berkomunikasi, lebih lanjut lagi dinyatakan bahwa
menulis dipandang sebagai sebuah aktivitas yang bisa dianalisa dan digambarkan
sehingga kegiatan menulis dapat diajarkan kepada siswa (Hairston, 1983:8)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar