Laman

Selasa, 13 November 2012

Selembar Kertas Ucapan Ulang Tahun

Senja. Aku memanggilnya senja. 
ketika langit berubah warna keemasan aku merasa damai berada di tempat ini, seperti damainya hati saat berada di samping perempuan yang aku sayangi, siapa lagi kalau bukan senja. terima kasih  Tuhan aku bisa bersamanya. dia bisa memahamiku.dia bisa mengerti keadaanku. berharap semua ini bisa menjadi awal yang indah dan berakhiran pula dengan keindahan. senja bisa menemaniku sampai nanti, sampai ujung-ujung ramput putih bergantian warna.

“ngapain diam di situ, ayo pulang…” ajakan senja yang memecahkan lamunanku, kuhampiri dan tersenyum manis di hadapanya. 

“gimana pulang sekarang?”tanyaku

“pulang aja lah, cape,, jam terakhir pelajaran bahasa Indonesia mbosenin. apalagi kalau liat gurunya huft...! bikin males, ngoceh aja, tanpa titik koma dah kayak burung  dapat makan ” keluhnya.

"lho bukannya guru bahasanya pak Anto yang tampan itu?masak mbosenin? gak salah ni....?tanyaku
" iya sih lumayan tampan, tapi klu dah ngomong,,,,dah ah males bahas dia. dah buruan ayo pulang? ajaknya
“pulang? gak cari makan dulu”tanyaku lagi.
“pulang…cape kak...
berjalan menuju tempat parkir  
kak..tadi di kelas pada bahas acara besok. itu nyambut peringatan hari kartini. aku dipilih jadi mirip Kartini kak.  besok bisa jemput aku gak kak? tapi pagi banget  jam 6  harus berangkat. nanti mampir dulu di rumah temen, trus aku rias di sana. gimana kak bisakan?

“Jam enam??pagi banget” keluhku.

“Bisa gak? klu gak bisa aku naik bus” tanyanya lagi

”Ya bisalah, seperti yang kamu liat, aku selalu siap. dah kayak mesin ATM siap 24 jam nonstop hahaha” 
 

***
Pagi tampak cerah, tak terlihat satu pun gumpalan awan memayungi desaku. Pohon jambu depan trumah pak Tarjo pun masih bermandikan embun yang tadi malam bersemi dengan lembutnya. Halaman rumah pak Tarjo memang luas, ditumbuhi pohon jambu dan mangga yang cukup besar-besar. terdengar Jam dinding mengeleneng lima kali. Aku tahu harus segera ke sekolah. Sudah terlalu sering aku diperingatkan simbok karena seringnya keterlambatanku. 
 teringat akan sebuah janji, pagi ini aku harus segera berangkat.“aku harus segera jemput senja, antar dia”batinku 
Aku tak ingin membuat kecewa senja. semua ini karena cinta. Apa? Cinta? Apakah benar aku mencintainya?? Entahlah, aku hanya merasakan aku tak ingin jauh dari sampingnya. aku ingin selalu ada untuknya, memberikan kebahagian dan tak ingin melihat perempuan yang aku sayangi mengalami kesedihan. aku ingin dia selalu tesenyum.
“hai senja, bagaimana dah siap tuk hari ini kan ?” tanyaku
“sudah tapi seperti yang kamu lihat, kurang persiapan masih kepikir nanti. lihat saja ini, aku masih gak konsen?, Keluhnya”
“harus siap dong,  kamu harus optimis ya”
***
Ketika angin menyapu wajah begitu pelan, seakan ingin mengutarakan sebuah ungkapkan
“Senja, kamu begitu cantik dengan sanggul itu”.ucapku
“Ndak usah ngombal, dah pergi sana, ganggu aja!”bantah senja
“Aku serius riri purnama sari. Sejak kapan aku bisa bohong sama adek. ”
“gak perlu sebut nama lengkapku!, dah pergi sana, aku percaya kok. percaya”. Bantah senja sambil tersenyum mengusirku”
bahagianya aku memilikinya, senja-senja memang kamu luar biasa. kamu memang bidadariku. yang selalu bisa membuatku terpesona tertidur dalam surgamu.

***
tet.tet.tet.......
Bel tanda pulang tlah berbunyi. kami berjalan meninggalkan halaman kelas. Setelah beberapa menit berjalan, sampailah di tempat parkiran yang letaknya tak terlalu jauh dari kelas kami. dekat parkiran ditumbuhi pohon besar yang sangat rindang, cukup nyaman memang kalau sedang ngobrol di bawahnya. sambil liat burung kutilang yang sedang cari makan di dahan-dahan, sesekali angin berhembusan dengan pelan. Di sudut parkiran terdapat pula gedung masjid yang menjulang dengan gagahnya. Sebelahnya lagi terdapat koperasi sekolah yang selalu ramai jika waktu istirahat tiba.
“Besok jalan-jalan ya kak!” kata senja.
 “Besok?”jawabku agak kaget
“Iya. Kenapa”tanyanya
“Besokkan lulusan dik, biasanyakan….???”belum selesai aku bicara
“Tapi kak,..besok pengen sama kakak, bisa kan kak? pokoke harus bisa!!! bisa ya, ya, plisss!” mohon senja
"tu kan egoisnya muncul" bantahku
tapi kalau sudah begini, mau tak mau aku harus nurut. nurutku bukan karena takut, tapi aku tak mau buat senja kecewa. tak ingin dia bersedih, aku pengen dia selalu bahagia.
“iyalah”jawabku agak pelan
“lho kok jawabnya pelan?marah?masak sama orang yang disayangi marah?” Tanya senja
“gak, gak marah”jawabku
“bener…..?gak marah”ejeknya
“apaan dah”jawabku
“kakakku memang yang terbaik, yang paling oke.  jadi tambah sayang ni..”rayu senja
“emmm..klu ada maunya. trus besok mau kemana?”tanyaku
“kemana ya kak?aku pengen ketempat yang tenang, gak bising, udaranya  sejuk,biar bisa ngobrol berdua ma kakak sepuasnya”perintah senja
“emmmmmm,,,kemana ya. gunung hahahaha”. candaku
“iya kak, gunung. kayaknya bagus, ke Tawangmangu ya kak. aku ingin menghirup wangi hutan pinus di sana” jawab senja sambil tersenyum.
“ya udahlah besok kita kesana tapi???? ada tapinya!!”
“apa……?”Tanya senja
“cium pipi kakak dulu ya hahahaha” candaku lagi
“boleh…tapi pakai sepatu ya, mau yang mana? Kanan, kiri..???? hehehehe” balas canda senja dan tawa kami pun pecah.
baik dik, besok kita kesana tapi setelah tahu hasil lulusan ya” perintahku
“oke, siap, siap pak boss”. Jawab senja
Seperti itulah senja dihariku, bercanda tertawa bersama. senja selalu kuat melekat dalam pikiranku.  bagaikan memberi setitik air ketika dahaga tiba. selalu tersenyum memetik dawai berdendang lagu senja. Kadang terpikir juga entah darimana awalnya perasaanku ini. yang ku tahu aku tak ingin jauh dengan senja karena aku sangat menyayanginya.
***
Waktu terasa begitu cepat berlalu. sekarang aku jauh dari senja, aku lulus sekolah. aku harus terima semua yang di takdirkan Tuhan, dan saatnya ini pula  aku harus menjalaninya dengan kesabaran.
“Kakak jangan khawatir, pasti aku di sini, tetap di sini, tetap tempat ini kak, negeri kita, negeri senja tempat kita berdua” masih teringat jelas dipikirku pesen senja waktu itu

Seminggu pun berlalu. sepi rasanya tak ada senja, yang biasanya setiap hari hadir menyapaku, kita  tertawa bersama. Senja dimana kamu,kenapa tak pernah mengabariku. Tanpa di sadari aku terlalu lama di sini. Menetes air mataku ketika kudapati hadiah ulang tahun dengan balutan sepucuk surat senja. Selembar kertas, sebait kalimat. “maafkan aku kak, aku harus pergi”. Tertulis jelas di kertas putih dengan goresan-gorean tinta.
bagai mendung dah tak dapat lagi menahan air yang di bawanya.
“Kenapa harus kado yang datang dik? Kenapa bukan kamu yang datang,? ada apa sebenarnya dik?kenapa harus kado? Aku ndak butuh kado!!Buat apa kado, aku hanya butuh kamu dik”. Marahku.
“Senja”
“Kenapa??
"ini gak adil, gak adil! Jangan buat aku jatuh dik. apa aku bersalah?.
”Menurutmu bagaimana ya Tuhan,  kenapa ini terjadi… aku tak sanggup”.
***
Sejak senja pergi tampa kabar, bersama bergantinya malam. aku hanya bisa mengunjungi tempat ini.  tempat yang dulu menjadi tempat kami bercerita. di tempat ini susah senang kami lontarkan bersama. Tempat yang ditumbuhi pohon-pohon besar dengan lereng yang tanahnya subur ditumbuhi n tumbuhamenghijau begitu indah. Sekarang di tempat ini yang kutemui hanya bayangan senja yang kian lama semakin jauh
“senja di mana kamu sekarang”??
“aku kangen kamu”








Tidak ada komentar:

Posting Komentar